Dampak Buruk Sering Hukum Anak Secara Fisik
Dampak Buruk Sering Hukum Anak Secara Fisik
Sikap anak ternyata tergantung perlakuan sang orangtua pada sang anak, hal ini dapat mempengaruhi perilaku sang anak. Sebuah penelitian internasional mengungkapkan di negara yang melarang orangtua memukul atau menampar anak sebagai hukuman, diketahui memiliki tingkat kekerasan remaja yang rendah.
dari 403.000 data para pakar meneliti remaja di 88 negara yang setengah warganya masih di bawah umur. Umumnya, tingkat terjadinya perkelahian fisik 42% lebih rendah pada perempuan dan 69% lebih rendah pada laki-laki di negara yang secara resmi melarang hukuman fisik di rumah dan di sekolah.
"Anak-anak meniru perilaku orangtua," kata Frank Elgar, salah satu penulis utama dan peneliti di McGill University, Montreal dikutip dari Channel News Asia, Kamis (25/10).
Elgar juga menjelaskan "Hukuman fisik mengajarkan pada anak bahwa kekerasan fisik boleh dilakukan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Pelajaran ini meresap kuat dan bisa saja mereka terapkan dalam hubungan sosial mereka sendiri di masa depan, termasuk dalam pola asuh, bahkan dalam hal kekerasan pria terhadap wanita".
Para pakar juga mengungkapkan Sekitar 17% remaja di seluruh dunia pernah mengalami hukuman fisik di rumah atau di sekolah beberapa bulan sebelumnya.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan di rumah dan di sekolah, memperoleh dampak jangka panjang pada perilakunya di kemudian hari", kata Andrew Riley, seorang peneliti di Oregon Health and Science University di Portland.
"Kita tahu, hukuman fisik berdampak buruk di kemudian hari. Sebut saja kekerasan interpersonal, gangguan perilaku dan gangguan mental, masalah kesehatan fisik, bahkan membuat nilai akademis anak menurun", sambung Riley.
"Dampak paling buruk akan terjadi jika pola asuhnya bersifat kasar dan tidak konsisten sama sekali".
Sumber: akurat.co
Comments
Post a Comment